Senin, 18 Januari 2021

Bukan Manusia Durhaka


Pekalongan, 8 Oktober 2020

Maafkan putrimu ibu, yang selalu melawan

Maafkan putramu ayah, yang berteriak di jalanan tanpa malu

Kami hanya memperjuangkan hak-hak saudara kami

Tak ada maksud membantah nasihatmu, apalagi merusak fasilitas negara


Mereka yang di sana mengatakan, hanya untuk mencari popularitas

Tak sedikit pula yang mengatakan itu hanya pencitraan

Bukannya kami sok idealis, tapi idealisme itulah kemewahan kami satu-satunya

Jujur ibu ayah, hanya dengan begini cara kami mempertahankan


Kami tidak ingin jadi manusia yang durhaka

Apalagi jadi manusia yang dzolim

Sungguh ibu ayah, manusia yg dzolim adalah yang membiarkan ke-dzoliman itu terus hidup

Kami hanya tameng kecil, dari tangan-tangan kapitalis

Kami hanya filter kecil, dari tangan-tangan imperalis


Maafkan kami ibu...

Maafkan kami ayah... 

Minggu, 17 Januari 2021

Semangat !


Belum bisa memberikan yang terbaik, setidaknya selalu berusaha agar menjadi lebih baik. Belum bisa berkontribusi besar, setidaknya tetap berusaha menjaga marwah kekeluargaan agar mampu mewujudkan cita-cita besar. Tujuan bisa digapai karena kesadaran dan semangat, semangat yang muncul ikhlas dari dalam hati dan bisa diimplementasi, bukan semangat yg sekedar membaca qoutes tanpa aksi. Kecil bukan berarti lemah, besar bukan berarti kuat. Semua memiliki fungsinya masing-masing. Tinggal bagaimana merubah paradigma agar  bisa difungsikan dengan semestinya, bermanfaat dan di Ridhoi.

Berfikir dan Merenung


Di usia 20 tahun ke atas, dimana banyak hal mulai tampak. Mulai dari pertautan rasa dan kegamangan jiwa. Saya selalu percaya, bahwa di sekeliling orang-orang baik, setidaknya bisa menjadi kontrol atau rem bagi diri saya pribadi. Andai kata belum terkontrol, setidaknya orang-orang baik di sekeliling bisa menjadi cerminan. Sehingga selalu ada upaya agar senantiasa berfikir dan merenungi apa yg seharusnya dilakukan. Apakah selalu mengulang kesalahan-kesalahan yang sama, atau lambat laun bisa menjadi lebih baik. Entahlah, hamba hanya bisa berusaha dan menjalani saja. Setidaknya, didalam hati ini, hamba selalu percaya dan benar-benar yakin bahwa kelak akan tiba  barokah luar biasa yang mengalir deras jika benar-benar bisa menjalani dengan ikhlas.

Jumat, 08 Januari 2021

Hinaan Adalah Motivasi Terbaik




Sumber gambar Beritabersatu.com

Hidup merupakan sebuah rentetan atau proses perjalanan panjang. Petualang mengarungi samudera kehidupan, yang harus dilalui oleh setiap makhluk hidup yang ada. Sebagai manusia, tentu kita menjadi makhluk yang paling bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan maupun keseimbangan kehidupan yang ada didunia. Dalam menjalankan kehidupan, bukan sekedar dilahirkan kemudian tumbuh ke usia anak-anak, remaja, dewasa, tua lalu mati. Tapi lebih dari itu, setiap manusia diberikan amanah yang tentunya harus dijalankan dengan penuh rasa syukur, ikhlas, sesuai fungsi dan hakikatnya. 

Masalah demi masalah pasti ada dan selalu mengiringi perjalanan hidup manusia. Bahkan tidak akan pernah ada habisnya. Kecuali, kita sebagai manusia benar-benar memiliki upaya yang sungguh-sungguh untuk bisa menyikapi masalah yang ada. Menyikapi masalah bukan berarti menyelesaikan masalah. Tapi, bagaimana menemukan solusi yang tepat dalam upaya menghadapi masalah yang ada dan bersiap untuk menghadapi masalah baru yang sudah menanti didepan. 

Dalam upaya menghadapi masalah, tentunya manusia juga membutuhkan yang namanya motivasi atau dorongan. Agar selalu bersemangat dalam melaksanakan tugas, amanah maupun produktifitasnya.

Berproses, kelak kau akan mengerti. 

Hal yang sudah sering kita dengar dan tidak asing lagi, yaitu proses (upaya, jalan atau cara). Tentu, ketika kita menginginkan sebuah hasil yang dicita-citakan, tidak akan terlepas dari yang namanya proses. Karena, proses adalah sebuah ikhtiar yang menjembatani antara harapan dan hasil. Banyak sekali pengalaman dan nilai-nilai yang bisa didapatkan ketika kita bisa menghargai proses itu sendiri. Dari yang awalnya asing dan belum mengetahui hal baru, setelah menjalani proses dengan khidmat dan ikhlas akhirnya mengerti maksud dan tujuan dari adanya sebuah proses.

Sebagai contohnya adalah bagaimana kita bisa menemukan solusi, menyelesaikan masalah, manejemen konflik, analisis dan lain sebagainya. Itu semua bisa kita dapatkan ketika kita benar-benar merasakan nikmatnya sebuah proses. Lain ketika kita mengganggap dan menilai bahwa proses adalah musibah atau bahkan bencana. Maka, yang kita rasakan hanyalah sebuah beban, beban dan beban. 

Berkaitan dengan sebuah proses, dalam cerita pewayangan jawa, ada yang sosok yang dinamakan Raden Gatotkaca. Raden Gatotkaca adalah sosok yang digambarkan sebagai sifat manusia yang tegas, gagah, berani dan bijaksana. Sifat ini muncul ketika Tetuka (nama lain Raden Gatotkaca) ditempa di sebuah Kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa. Sebuah penempaan/proses yang sangat luar biasa dan menyakitkan sehingga bisa berubah menjadi Gatotkaca. Tetuka dimasukkan kedalam kawah yang panas dan membuat tubuhnya hancur seperti nasi yang menjadi bubur. Namun, karena tekad yang kuat dari apa yang Tetuka jalani itu, akhirnya Tetuka benar-benar mendapatkan hasil penempaannya tersebut. Tetuka menjadi sosok yang kuat dengan sebutan 'otot kawat balung wesi' dan di kenal dengan nama Raden Gatotkaca. 

Itulah sebuah ilustrasi bahwa dengan berproses dan menikmatinya. Pasti hasil yang didapatkan juga sepadan dengan apa yang diperjuangkan. 

Hinaan adalah motivasi terbaik.

Tak jarang ketika kita melakukan suatu hal, ada saja orang-orang yang selalu memberikan komentar-komentar yang menjatuhkan, mencemooh, menghina, bully dan lain sebagainya. Tapi tak jarang pula ada orang-orang yang selalu memberikan suport atau dukukan kepada kita. Nah, dari itu semua ketika kita mampu mengubah suatu cemoohan atau hinaan menjadi hal yang positif, tentu hal itu justru menjadi motivasi yang akan menambah semangat kita dalam mendapatkan apa yang kita impikan.

Seyogyanya, hinaan adalah motivasi terbaik yang mana ketika menempatkannya pada tempat yang sesuai. Maka, semangat justru akan semakin membara. Hal ini karena kita merasa diremehkan dan kemudian kita berusaha lebih keras lagi untuk bisa membuktikan kepada mereka yang menjatuhkan. Namun berkaitan dengan itu, kita juga berhak menentukan pilihan yang mampu disematkan dalam diri kita. Apakah kita siap menjadi seperti bola bekel atau justru sepeti telur.

Ketika kita siap memiliki karakter seperti laiknya bola bekel, berati kita siap menerima setiap masalah yang ada yg nantinya bisa kita jadikan sebagai motivasi. Karena sejatinya bola bekel ketika dijatuhkan akan memantul dan meloncat lebih tinggi, yang berarti ketika semakin ditekan atau dijatuhkan lebih keras, maka loncatannya pun juga lebih tinggi lagi. Sebaliknya ketika kita berkarakter seperti telur, yang ketika dijatuhkan bukannya memantul, justru malah pecah. Dan itu semua tergantung kepada diri kita masing-masing apakah siap menghadapi masalah dengan berusaha menemukan solusi atau pasrah dengan keadaan dan bersembunyi dibalik ketakutan.

Bukan Manusia Durhaka

Pekalongan, 8 Oktober 2020 Maafkan putrimu ibu, yang selalu melawan Maafkan putramu ayah, yang berteriak di jalanan tanpa malu Kami hanya me...